Selasa, 24 Juli 2018

Artikel


Masih Ragu ingin Jadi Penulis ! Kamu Harus Baca Ini


Semua orang tahu bahwa di Indonesia, jumlah orang yang bercita-cita menjadi penulis masih sedikit. Padahal bercita-cita menjadi seorang penulis tak harus berpendidikan tinggi. Siapa yang bilang orang berpengalaman hanya lah orang yang mampu membeli kursi pendidikan tinggi?. Jika di lihat kenyataanya, justru sedikit akademisi yang sudi berkontribusi melalui tulisan. Sebagian besar penikmat bangku pendidikan tinggi kini bercita-cita sebagai guru, desainer, arsitek, hingga menjadi empunya hukum negara. Tapi dengan segunung ilmu yang telah di kuasai, mengapa tak sekaligus mengabadikan ilmu dalam sebuah tulisan?. Tentu akan sangat bermanfaat untuk siapapun yang ingin menambah pengetahuan. Tak sayang kah dengan ilmu yang kita dapat? Apakah kamu lebih mengatas kan kepentingan pribadi semata daripada harus menjadi “pencapai ilmu yang sesungguhnya”.
Siapa kang Abik? Siapa Tere Liye? Siapa itu Arum Faiza? Asma Nadia? Mereka penulis hebat. Namanya kini di kenal karena pemikiran mereka yang tak hanya ingin benar-benar berkontribusi dalam misi mencerdaskan anak bangsa, namun juga sekaligus mengantarkan manusia dalam kebaikan. Mereka tuliskan dengan indahnya melalui kata demi kata yang tercipta dengan kehati-hatian. Nampak juga dalam karya mereka yang di buat untuk sekaligus menjalan titah Sang Kuasa.

Siapa bilang menulis menyita waktu?
Bagi sebagian besar orang jika di ajak untuk menulis, pmengutarakan banyak sekali alasan klise yang sejatinya hanya berhubungan dengan sederetan kepentingan pribadi diri. Ada di suatu waktu mengatakan “aku tidak punya waktu untuk itu, ada yang lebih penting”, “buat apa sih? Emang menjanjikan”. Arum Faiza, seorang penulis muslimah penulis novel “Azimah (Derita Gadis Aleppo)” bahkan mengatakan “penulis itu ia yang bisa mengatur waktu, bukan dia yang diatur waktu”. Dan benar saja, jika kita sudah meniatkan, lantas tak akan ada rasa sesal di belakang nanti, sebab kita mampu memanfaatkan waktu luang yang ada untuk hal-hal yang sangat bermanfaat.

Merasa banyak hal yang lebih penting daripada menulis?
Mungkin jika sederetan hal hanya berfokus pada kepentingan kita, maka benar jika akan ada banyak orang yang berpikir “menulis tidak penting”, “menulis menyita banyak waktu”, dan lain sebagainya. Banyak alasan. Coba lah mau mengalah sedikit saja dengan ego kita yang sejatinya terkesan berfokus pada urusan dunia. Takut segala-segalanya namun membelakangkan urusan agama. Dengan menulis, Bahkan saat kita sudah pada haribaan Sang Maha Penguasa Takdir, nama kita tak lantas hilang begitu saja. Jika karya tulis kita terus di kenang dan diterapkan oleh masyarakat penyuka karya kita, lantas nilai-nilai yang terkandung di dalamnya terus dialirkan dari mulut ke mulut. Maka hal itupun akan menjadi amal.

Menulis itu asyik banget loh !
Tak peduli sejelek apapun bentuk tulisan kita menurut orang lain sebagai “judger” karya-karya kita, menulislah! Berdasar pada alasan apapun. Entah sekedar untuk penghilang rasa “mumet” kepala, ingin jadi orang yang di kenal karena karya yang kita ciptakan, atau sekedar untuk dijadikan penenang hati sebab masa-masa sulit yang mengitari. Menulislah dan belajar lah menulis. Maka setidak biasa apapun, merasa sepadat apapun urusan kita du dunia, jika niat sudah ada dan mau “action” niscaya Allah pun akan terus melimpahkan kemudahan untuk kita yang mau berniat baik loh. Masih ragu? Coba yuk bareng-bareng .