Masih Ragu ingin Jadi Penulis ! Kamu Harus Baca Ini
Semua orang tahu bahwa di Indonesia, jumlah orang yang
bercita-cita menjadi penulis masih sedikit. Padahal bercita-cita menjadi
seorang penulis tak harus berpendidikan tinggi. Siapa yang bilang orang
berpengalaman hanya lah orang yang mampu membeli kursi pendidikan tinggi?. Jika
di lihat kenyataanya, justru sedikit akademisi yang sudi berkontribusi melalui
tulisan. Sebagian besar penikmat bangku pendidikan tinggi kini bercita-cita
sebagai guru, desainer, arsitek, hingga menjadi empunya hukum negara. Tapi
dengan segunung ilmu yang telah di kuasai, mengapa tak sekaligus mengabadikan
ilmu dalam sebuah tulisan?. Tentu akan sangat bermanfaat untuk siapapun yang
ingin menambah pengetahuan. Tak sayang kah dengan ilmu yang kita dapat? Apakah kamu
lebih mengatas kan kepentingan pribadi semata daripada harus menjadi “pencapai
ilmu yang sesungguhnya”.
Siapa kang Abik? Siapa Tere Liye? Siapa itu Arum Faiza? Asma Nadia? Mereka penulis
hebat. Namanya kini di kenal karena
pemikiran mereka yang tak hanya ingin benar-benar berkontribusi dalam misi
mencerdaskan anak bangsa, namun juga sekaligus mengantarkan manusia dalam
kebaikan. Mereka tuliskan dengan indahnya melalui kata demi kata yang tercipta
dengan kehati-hatian. Nampak juga dalam karya mereka yang di buat untuk
sekaligus menjalan titah Sang Kuasa.
Siapa bilang menulis menyita waktu?
Bagi sebagian besar orang jika di ajak untuk menulis, pmengutarakan banyak
sekali alasan klise yang sejatinya hanya berhubungan dengan sederetan
kepentingan pribadi diri. Ada di suatu waktu mengatakan “aku tidak punya waktu
untuk itu, ada yang lebih penting”, “buat apa sih? Emang menjanjikan”. Arum
Faiza, seorang penulis muslimah penulis novel “Azimah (Derita Gadis Aleppo)”
bahkan mengatakan “penulis itu ia yang bisa mengatur waktu, bukan dia yang
diatur waktu”. Dan benar saja, jika kita sudah meniatkan, lantas tak akan ada
rasa sesal di belakang nanti, sebab kita mampu memanfaatkan waktu luang yang
ada untuk hal-hal yang sangat bermanfaat.
Merasa banyak hal yang lebih penting
daripada menulis?
Mungkin jika sederetan hal hanya berfokus pada kepentingan kita, maka benar
jika akan ada banyak orang yang berpikir “menulis tidak penting”, “menulis
menyita banyak waktu”, dan lain sebagainya. Banyak alasan. Coba lah mau
mengalah sedikit saja dengan ego kita yang sejatinya terkesan berfokus pada
urusan dunia. Takut segala-segalanya namun membelakangkan urusan agama. Dengan
menulis, Bahkan saat kita sudah pada haribaan Sang Maha Penguasa Takdir, nama
kita tak lantas hilang begitu saja. Jika karya tulis kita terus di kenang dan
diterapkan oleh masyarakat penyuka karya kita, lantas nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya terus dialirkan dari mulut ke mulut. Maka hal itupun
akan menjadi amal.
Menulis itu asyik banget loh !
Tak peduli sejelek apapun bentuk tulisan kita menurut orang lain sebagai
“judger” karya-karya kita, menulislah! Berdasar pada alasan apapun. Entah
sekedar untuk penghilang rasa “mumet” kepala, ingin jadi orang yang di kenal
karena karya yang kita ciptakan, atau sekedar untuk dijadikan penenang hati
sebab masa-masa sulit yang mengitari. Menulislah dan belajar lah menulis. Maka
setidak biasa apapun, merasa sepadat apapun urusan kita du dunia, jika niat sudah
ada dan mau “action” niscaya Allah pun akan terus melimpahkan kemudahan untuk
kita yang mau berniat baik loh. Masih ragu? Coba yuk bareng-bareng .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar